Sebuah
Cerita …
Pada suatu hari.. tersebutlah seorang anak yatim piatu bernama “Aisyah”.
Aisyah ini sering sekali disuruh belanja oleh bibi-nya. Ditengah
perjalanan belanja Aisyah suka sekali duduk dibawah sebuah pohon buah dipinggir
desa untuk beristirahat sejenak, dibawah
pohon itulah Aisyah suka merenungi kehidupan yang dijalani-nya. “mengapa yaa nasibku menjadi seperti ini..?”
dan jika Aisyah sudah merasa sedih Aisyah selalu ber-do’a “yaa Allah.. semoga pada suatu hari hidupku akan menjadi lebih baik..”
Dan Aisyah pun setiap hari selalu menyempatkan diri untuk mampir
di pohon itu. ia sangat rajin merawat, menyirami, dan memberi pupuk pohon
tersebut setiap hari. Hingga pada akhirnya Aisyah dan pohon itu menjadi seperti
sahabat. Saat Aisyah duduk dibawah pohon, melalui daun-daunnya yang banyak
(rindang) pohon itu melindungi Aisyah dari terik matahari agar Aisyah merasa
teduh. Atau pohon itu akan mengipas-ngipaskan daunnya supaya Aisyah pun merasa
nyaman dan sejuk. Saat Aisyah mulai terlelap dibawah pohon itu, pohon akan
menjatuhkan satu helai daun-nya kepipi Aisyah, dan Aisyah pun segera sadar
bahwa sudah waktu-nya untuk pulang. Dengan cara demikianlah Aisyah dan pohon
itu bersahabat.
Namun pada suatu ketika,.. terdengar berita bahwa Raja yang
hendak membuat kapal besar memerintahkan para pegawai-nya untuk mencari dan
menebang pohon untuk dijadikan sebuah kapal yang akan digunakan oleh Raja
tersebut untuk pergi berlayar. Kabar itu-pun terdengar oleh Aisyah, seketika Aisyah
berlari dan menghampiri pohon yang sudah menjadi sahabat-nya itu. Aisyah
memeluk pohon itu dan berkata,. “pohon sahabatku,.. aku tidak mau kehilangan kamuuu.. nanti tidak akan ada
lagi yang meneduhi-ku, jika kamu ditebang. aku berjanji aku akan menjaga dan melindungi-mu agar kamu
tidak di tebang” Aisyah terkejut saat terdengar suara dari pohon itu,. “tidak usah,. tidak apa-apa Aisyah.. kita
pasti akan bertemu lagi”. Mendengar hal tersebut, Aisyah pun akhir-nya
membiarkan pohon itu ditebang meski dengan berat hati.
Beberapa
bulan kemudian Raja mengundang semua penduduk untuk menghadiri pesta peluncuran
kapal besar milik Raja. Namun hal lain terjadi,.. saat kapal itu didorong
ke-dermaga, kapal itu menjadi berat sekali meskipun ratusan pekerja dan
penduduk membantu mendoron-nya. Semua orang yang hadir pada acara tersebut
merasa heran. Kemudian Aisyah teringat kata-kata pohon tersebut, Aisyah-pun
memberanikan diri untuk berbicara kepada Raja,. “wahai Tuan Raja,.. bolehkah aku mencoba mendorong kapal itu?” semua
orang tertawa mendengar ucapan Aisyah tersebut. “ kami saja dengan orang yang jumlah-nya banyak tidak mampu mendorong
kapal itu,.” Hahaha.. “apalagi anak kecil seperti kamu” hahaha “ tidak mungkin!!”.
Sang Raja berpikir dan memberikan keputusan yang bijaksana, dengan memberikan
kesempatan kepada Aisyah untuk mencoba-nya.
Aisyah-pun
menghampiri dan meng-elus-elus kapal tersebut, seraya berkata; “wahai kapaal.. masih ingat tidak kepadaku?,
aku yang sering duduk-duduk dan bersandar dibawah pohon sebelum kamu ditebang..”
melihat hal yang dilakukan Aisyah semua orang-pun men-tertawakan-nya. Namun Aisyah
tetap membujuk kapal tersebut, “ wahai
kapal yang baikk,..kamu pernah berkata bahwa kita akan bertemu lagi.. aku
berjajnji aku akan ikut kemana-pun kamu pergi” tiba-tiba kapal tersebut
bergerak dan masuk ke-air.. “Byuuuuur..”
Raja dan semua orang terkejut mereka merasa kagum pada Aisyah.
“pengawaaaal…” Raja memanggil salah satu
pengawal-nya. “tolong cari tahu siapakah gadis kecil itu?” tanpa
waktu lama sang pengawal memberikan laporan kepada Raja bahwa Aisyah adalah
seorang anak yatim, piatu dan miskin. Kemudian Raja merasa tersentuh hatinya
untuk mengangkat Aisyah menjadi putrid Raja Raja tersebut. Bahkan Aisyah selalu
diajak untuk menemani Raja kemana-pun pergi berlayar.
Selesai…